PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP PERILAKU DALAM MASYARAKAT

Teknologi dapat diartikan penerapan ilmu pengetahuan dalam suatu bidang. Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat.

Teknologi merupakan proses, atau hasil dari proses, yang selain kompleks juga meliputi banyak komponen. Teknologi memang selalu meliputi atau melibatkan perangkat keras dan perangkat lunak. Rogers (1986) mendefinisikan teknologi komunikasi sebagai alat peangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan mempertukarkan informasi dengan orang lain. Kunci utama dari teknologi komunikasi lain yang baru adalah elektronika. Teknologi elektronika dewasa ini memungkinkan kita untuk mencitakan alat komunikasi apapun yang kita idamkan, asal mau membayar biayanya.

Masih Merupakan Isu : Apa Yang Mempengaruhi Apa?

Walter Lipmann dalam bukunya Public Opinion (1922) mengatakan betapa pentingnya peranan pers, tetapi sekaligus juga menekankan tentang keterbatasannya. Dikatakan olehnya, bahwa berapapun besarnya pengaruh pers tidak akan mampu berperan sebagai pengganti lembaga-lembaga (yang menopang demokrasi).

Dalam penelitiannya yang terkenal dan dilaksanakan selama kira-kira 20 tahun, dengan laporannya berbentuk buku berjudul The Effect Of Mass Communication, Joseph Klapper (1960) mengatakan bahwa, komunikasi massa tidak harus mutlak berkemampuan menjadi penyebab dari efek-efek khalayak, tapi hanya melakukan peranannya diantara dan melalui faktor0fakrot penyela yang sangat banyak dan kompleks. Pandangan Klapper ini boleh dikatakan mewakili banyak pihak tetap tidak semua pakar ilmu sosial pada jamannya. Penelitian-penelitian mutakhir banyak menolak anggapan berlebihan mengenai keampuhan teknologi komunikasi dalam mempengaruhi atau membentuk sikap dalam perilaku.

Kritik Terhadap Kebudayaan Massa

Namun masih ada saja golongan yang tetap beranggapan, bahwa teknologi komunikasi, termasuk media massa, mempunyai kekuatan pengaruh yang besar, terutama meid pers yang dianggap terlalu berkuasa, yang dikontrol oleh orang-orang yang berkuasa pula dan oleh karena itu perlu diwaspadai.Pada dekade 70an, ada kecenderungan baru dalam pandangan para pakar mengenai pengaruh teknologi dan media komunikasi. Memang benar kalau dikatakan bahwa pengaruh cukup besar, tetapi sifat dan besar kecilnya pengaruh inilah justru yang harus didefinisikan secara lebih berhati-hati.

Pandangan Makin Terfokus Secara Rinci                       

Medium atau proses komunikasi bercorak personal, berbeda dari medium bercorak masal. Isi komunikasi yang menekankan pada kejadian (event), berbeda pengaruhnya daripada isi komunikasi yang mementingkan sifat editorial atau interpretatif (penafsiran). Khalayak pun terdiri dari banyak segmen, masing-masin memberikan tanggapan dan sikap berlainan terhadap pesan yang sama.

Jadi berbagai penelitian selama ini belum dapat memberikan penegsan secara konsisten mengenai pengaruh langsung dari teknologi komunikasi terhadap perubahan sikap atau perilaku. Namun demikian, akibat kognitif (cognitife effect) dari teknologi komunikasi massa sempat tercatat oleh berbagai penelitian yang dilakukan oleh Mac Combs dan Shaw selama pemilihan presiden pada tahun 1968.

Pengaruh agenda setting dari media massa juga terasa meskipun terbatas bagi kira-kira 2001 pemilih yang belum dapat menentukan keputusannya seperti terbukti dalam penelitian di Elmira Country, Ohio yang sudah disebut di muka. Perilaku pemilih golongan ini diduga dipengaruhi oleh media massa (dalam hal ini pers) jadi tidak melalui perantaraan interpretasi atau dorongan yang berasal dari sumber-sumber institusi antar personal.

Pengaruh Dalam Situasi Abnormal

Efek teknologi komunikasi massa yang lebih luas dan menyangkut tidak hanya kognisi tetapi juga sikap dan perilaku khalayak dapat kita temukan barangkali hanya dalam situasi komunikasi dan kondisi sosial yang sangat khusus bahkan abnormal. Studi yang dilakukan O’Conner (1990) mengenai siaran radio oleh dan dikalangan masyarakat buruh di pertambangan di Bolivia Amerika Latin, telah mengungkapkan sebuah pengalaman komunikasi yang sangat unik atau khas.

Jadi siaran radio sebagai perangkat teknologi komunikasi merupakan instrumen yang mutlak bagi kelangsungan hidup atau eksistensi masyarakat buruh pertambangan dan lain sebagainya. Pengaruh besar sekali bagi segala aspek kehidupan masyarakat. Dalam hubungan ini fungsi agenda setting media radio menjadi integrasi, bahkan lebur menjadi satu dengan sistem dukungan sosial politik khalayak yang memiliki dan mengelolanya. Ini memang benar-benar situasi komunikasi yang unik atau khas, dan berlangsung dalam keadaan krisis berkepanjangan.

Penerapan Teknologi Dalam Pendidikan

Dalam bidang pendidikan formal dan nonformal, besarnya peranan teknologi komunikasi juga sudah sangat dirasakan. Harus diakui, bahwa teknologi komunikasi merupakan produk dari kemajuan ekonomi, ilmu dan teknologi serta industri.

Momentun untuk aplikasi komputer dalam pendidikan sekolah terus meningkat. Asosiasi pendidikan nasional menegaskan komitmennya utuk menjadikan komputer sebagai bagian mutlak dari kurikulum dan pengelolaan pendidikan sekolah dengan maksud untuk merestruktur lingkungan pendidikan. Teknologi pendidikan, khususnya penggunaan komputer, dilaksanakn sebagai upaya untuk memecahkan masalah-masalah dalam pengajaran, termasuk bagi golongan murid dan lambat atau berprestasi rendah maupun yang berbakat tinggi. Aplikasi komputer juga dipakai untuk memecahkan masalah-masalah pemerataan, termasuk pemerataan mutu pengajaran.

Pendidikan jarak jauh (distance education) menempati kedudukan penting dalam teknologi pendidikan, teknologi komunikasi dan informasi. Terutama dalam bidang sistem penyampaian kita temukan hubungan yang erat antara pendidikan jarak jauh (PJJ) dengan teknologi pendidikan dengan teknologi komunikasi. Sebab, tiada program kegiatan PJJ yang tidak melibatkan aspek-aspek perangkat keras dan perangkat lunak, disamping desain dan pengembangan perangkat pelajaran (“courseware”). Penekanan pada desain dan pengembangan bahan pelajaran adalah sangat menentukan bagi peserta didik yang belajar tanpa kontak pribadi (face to face atau tatap muka dengan pengajarnya).

Sesungguhnya, antar komunikasi dan edukasi (pendidikan) banyak sekali persamaan dan titik temunya. Namun perbadaan yang barangkali paling menyolok ialah bahwa dalam wilayah pendidikan khalayaknya jauh lebih terseleksi sehingga isi dan penyiarannya juga lebih terfokus, sedangkan monitoring dan evaluasi dari efeknya merupakan suatu keharusan (misalnya ulangan, ujian) dan diselenggarakan dengan mekanisme yang lebih efektif dengan frekuensi jauh lebih tinggi.

Teknologi Komunikasi Di Indonesia

Selama 20 tahun terakhir, teknologi komunikasi di Indonesia telah mencapai kemajuan (gain) yang sangat pesat berkat pembangunan nasional kita. Namun harus diakui, bahwa tingkatannya (level achievement) masih rendah. Hal ini disebabkan karena pada titik awalnya (1969), modal teknologi komunikasi kita memang berada dalam keadaan yang sangat rendah atau minim sekali.

Tapi hal serupa dialami oleh bidang-bidang pembangunan lainnya. Upaya untuk meningkatkannya lebih tinggi lebih dari keadaan sekarang tentunya tidak ringan, karena kemajuan atau kemampuan teknologi komunikasi tidak terlepas dari kemajuan dan kemampuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta industri bangsa Indonesia dewasa ini.

Kita memiliki modal yang lebih untuk pembangunan dan modal ini kita tuangkan untuk menambah jumlah perangkat keras komunikasi, maka yang terjadi adalah pertumbuhan yang semu (arti fisial) dan akan membawa terlalu banyak masalah. Misalnya masalah biaya-biaya tambahan yang secara teratur harus kita tuangkan untuk pemeliharaan, penciptaan perangkat lunak, biaya operasi, gaji karyawan dan tenaga ahli, dll. Kalau tidak, semua peralatan itu kurang atau tidak berfungsi dan akan hancur. Meskipun demikian, ada beberapa hal positif dalam sistem komunikasi kita dan memang sengaja di desain oleh pemerintah. Yaitu misalnya penggalakan radio swasta (nasional), pers atau surat kabar masuk desa, dan kelompencapir.

Pengaruhnya Terhadap Perubahan Perilaku Masyarakat Indonesia

Perlu disadari, masyarakat Indonesia masih jauh dari predikat masyarakat informasi. Sebagai masyarakat membaca (reading society) saja belum. Dalam hubungan ini, teknologi komunikasi dapat berbuat banyak, meskipun tidak dapat menyelesaikan semua persoalan. Namun, teknologi komunikasi dapat memaksimalkan pengaruhnya bagi perubahan masyarakat secara positif, jika kita dapat menyusun agenda setting yang dinamis dan terbuka, dalam arti cukup peka dan reseptif terhadap aspirasi masyarakat yang terus berkembang, dan terus mencari tujuan dan bentuknya yang dianggap paling relevan baginya. Teknologi komunikasi dengan media masanya, karena terbawa oleh sifat dan kemampuannya secara intrinsik, dapat memberikan gambaran dunia lain bagi kognisi bagi masyarakat secara instan.

Media komunikasi massa yang meskipun tetap hadir (prevalen) namun peranannya tidak pernah runtut tetapi selalu terputus-putus (intermittent) dan tidak pernah ada (dan tidak perlu) tuntas (exhaustive). Memang fungsi pokok media massa hanyalah memberikan penyadaran (awareness) dan pengetahuan awal.

Bimbingan dan tuntutan para pemimpin formal dan informal secara demokratis, kekeluargaan dan terbuka, akan menciptakan jaringan komunikasi melalui jalur-jalur suprastruktur dan infrastruktur sosial dalam masyarakat kita yang berfungsi dengan baik dan efektif demi perubahan perilaku masyarakat yang kita inginkan. Komunikasi sosial yang tercipta karenanya, benar-benar akan merupakan komunikasi sosial yang terbuka, jujur, dan bertanggung jawab.

Studi dan perhatian tentang dampak teknologi komunikasi sudah berlangsung lebih dari setengah abad, dan sampai hari ini masih terus berlangsung, dengan menerapkan metodologi yang makin canggih. Sampai sekarang belum ada “kata akhir” tentang bagaimana tepatnya dan berapa besar kecilnya pengaruh teknologi komunikasi terhadap sikap dan perilaku. Namun, secara umum kita percaya bahwa teknologi komunikasi ada pengaruhnya paling sedikit pada efek kognitif dari individu dan masyarakat pada umumnya.